Jangan Cuma Banyak Bikin Foto, Ketahui juga Sejarah Kamera
Rasanya ada yang kurang jika saat momen berkumpul dengan keluarga atau saat hari bahagia, tidak diabadikan dengan berfoto bersama. Berfoto sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Perangkat foto yang semakin mudah didapat juga membuat siapa saja dapat mengabadikan setiap momen.
Kamera memang bukan lagi menjadi barang yang aneh. Bisa dibilang, setiap orang memiliki perangkat pengambil gambar ini. Tetapi tahukah kamu sejarah tentang kamera? Hayo, jangan hanya bisa menggunakannya. Cari tahu sejarahnya juga, yuk!
Kali ini Dress-Diaries akan mengajak kamu untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sejarah kamera. Seperti penciptanya, awal teknologi kamera, dan masih banyak lagi!
Pencipta Kamera Pertama di Dunia adalah Abu 'Ali Al-Hasan bin Al-Haytham, Inilah Faktanya
Pernahkah kamu membayangkan apa jadinya jika tidak ada kamera? Jika di dunia ini tidak ada kamera, bisa jadi perkembangan dunia akan lebih lambat karena penyampaian informasi hanya berupa tulisan saja. Nah, siapa yang berjasa dalam menciptakan kamera?
Adalah Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam yang menciptakan kamera pada 1020 M di Al-Azhar, Mesir. Ilmuwan yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar ini mempelajari seluk-beluk ilmu optik sebelum akhirnya berhasil menciptakan berbagai teori ilmu optik dan tentu saja kamera.
Ilmuwan Asal Irak
Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam lahir di Basra, Irak pada 965 M. Beliau sedari kecil memang sudah dikenal jenius sehingga mendapat julukan polymath atau sebutan untuk orang menguasai banyak ilmu.
Awalnya Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam bekerja sebagai pegawai pemerintahan. Namun akhirnya berhenti karena beliau lebih tertarik untuk menuntut ilmu. Kemudian Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam akhirnya pergi ke Ahwaz dan kota intelektual saat itu, yaitu Baghdad. Hingga kemudian beliau merantau ke Mesir untuk terus mencari ilmu.
Memoercayai Setiap Fakta Ilmiah Membutuhkan Metode Ilmiah
Dahulu orang-orang memutuskan sesuatu berdasarkan takhayul, spekulasi, atau mitos. Seperti orang-orang Yunani yang menghubungkan suatu kejadian dengan tindakan para dewa.
Pembuktian sebuah asumsi adalah hal yang wajar dilakukan pada masa sekarang ini. Namun, tahukah kamu? Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam adalah orang yang pertama kali menyampaikan bahwa asumsi membutuhkan eksperimen. Karena ia percaya, setiap fakta ilmiah dapat dibuktikan melalui metode ilmiah.
Menguasai Banyak Disiplin Ilmu Termasuk Ilmu Optik
Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam mendapat julukan polymath karena menguasai banyak ilmu, seperti sains, filsafat, falak, matematika, pengobatan, dan geometri. Tak hanya itu, beliau juga menggeluti ilmu optik dan cahaya. Dan temuan teori Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam ini membantu banyak ilmuwan lain dalam menciptakan sebuah alat. Seperti misalnya Roger Bacon dengan kaca pembesar ciptaannya.
Kejeniusan Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam juga sudah diakui oleh masyarakat Eropa. Pada 11 Maret 2006 di Inggris, Paul Valley membuat sebuah artikel yang bertajuk “How Islamic Inventors Changed The World”. Dan Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam masuk dalam nama-nama penemu muslim di artikel tersebut.
Perkembangan Kamera dari Masa ke Masa Setelah Munculnya Kamera Pertama di Dunia
Jika sekarang ini kamera sudah berbentuk digital dan memiliki banyak fitur, berbeda dengan saat pertama kali kamera diciptakan. Sebelum mencapai teknologi kamera yang ada pada saat ini, kamera mengalami beberapa kali pengembangan agar menjadi lebih sempurna.
Yuk, simak perkembangan kamera dari masa ke masa.
Kamera Obscura
Kamera obscura adalah bentuk pertama kamera. Abu ‘Ali Al-hasan bin Al-haytam menjelaskan kamera obscura tersebut dalam bukunya yang berjudul "Books of Optics". Pada saat itu beliau menciptakan kamera obscura dengan ukuran besar, yaitu berupa sebuah ruangan gelap yang memiliki sebuah lensa cembung atau lubang kecil di salah satu bagian sisinya. Nah, melalui lubang inilah cahaya masuk dan memproyeksikan objek di luar ke sebuah media.
Hingga akhirnya pada tahun 1660, Robert Boyle dibantu Robert Hooke berhasil membuat kamera obscura dengan ukuran yang kecil. Lalu pada tahun 1685 Johann Zahn menyempurnakan kamera obscura menjadi portabel dan membuat gambar menjadi lebih fokus.
Kamera Daguerreotypes
Kamera Daguerreotypes pertama kali ditemukan oleh Louis Daguerredan dan Nicophore Niepce di Perancis pada tahun 1834. Waktu itu mereka berhasil mengurangi eksposur hanya dalam setengah jam dan menemukan bahwa jika gambar yang direndam dengan air garam akan membuat gambar lebih permanen.
Louis Daguerredan dan Nicophore Niepce kemudian menjual hak penemuan mereka pada tahun 1939 kepada pemerintah Perancis. Kepopuleran kamera ini benar-benar luar biasa.
Kertas Negatif Calotypes
Pada 1835, William Henry Fox Talbot menciptakan sebuah kertas negatif pertama. Meski hasil gambarnya lebih buruk dari kamera Daguerredan, namun kertas negatif ini dapat membuat salinan dari foto. Sedangkan kamera Daguerredan belum menemukan metode tersebut.
Talbot menciptakan kertas negatif lewat pemaparan cahaya matahari sebuah objek di depannya ke kertas yang telah dilapisi berbagai zat kimia. Kemudian tercetaklah objek tersebut pada kertas. Hingga pada tahun 1844 Talbot mematenkan karyanya yang diberi nama Calotypes.
Pelat Kering Collodion
Tahukah kamu tentang kamera zaman dulu yang memiliki bagianberbentuk seperti alat musik akordion? Nah, itu adalah pelat kering collodion yang sudah ada sejak 1855. Pelat kering collodion ini diciptakan oleh Desire van Monckhoven.
Hingga pada tahun 1871, Richard Leach Maddox menciptakan pelat kering gelatin yang memiliki kecepatan dan kualitas lebih baik. Kemudian pada tahun 1888, George Eastman menyempurnakan pelat kering gelatin menjadi kamera kotak. Yaitu produk kamera pertama yang tersedia untuk umum.
Kodak dan Kamera Film
Setelah pada tahun 1888 George Eastman menciptakan kamera kotak, pada 1892 akhirnya ia pun mendirikan Kodak setelah mematenkan penyimpanan gambar ke dalam sebuah rol.
Waktu itu, George Eastman menawarkan jasa mencetak film. Sehingga para pengguna kamera pun hanya tinggal menggunakan kamera, lalu mengirimkannya kembali kepada George untuk dicetak. Kepopuleran Kodak sangat luar biasa. Pada tahun pertamanya, George berhasil menjual 13.000 buah kamera.
Kamera Compact dan Canon
Pada tahun 1913, Oscar Barnack bertanggung jawab dalam sebuah penelitian di Leitz untuk membuat kamera saku yang mampu membuat pembesaran dengan kualitas tinggi menggunakan film 35 mm. Hingga pada tahun 1923-1924 Leitz diuji pasarkan dan mendapat respons yang sangat baik. Bahkan para pesaing pun bermunculan, salah satunya Canon dari Jepang.
Canon 35 mm, yang merupakan versi penyempurnaan prototipe Kwanon di tahun 1933, menjadi saingan berat Leitz pada tahun 1936. Bahkan Canon menjadi sangat populer di dunia barat, setelah kamera tersebut dibawa oleh para tentara yang sebelumnya ditugaskan di Jepang. Sebelum akhirnya membuat lensa sendiri, Canon bekerja sama dengan spesialis optik Nippon Kogaku (cikal bakal Nikon Corporation) sebagai pembuat lensa untuk kamera Canon.
TLR dan SLR
TLR (twin lens reflex) adalah kamera pertama yang menggunakan refleks praktis pada tahun 1928 dan ditemukan oleh Franke & Heidecke Rolleiflex. Kemudian pada 1936, Exakta memelopori munculnya kamera SLR 35 mm.
Tak mau ketinggalan, Hasselbald, sebuah perusahaan dari Swedia menciptakan format medium komersial pertama. Hingga kepopuleran SLR semakin meningkat dengan hadirnya produsen baru seperti Nikon, Canon, dan Yashica di tahun 1959.
Kamera Analog
Sony Mavica bisa dibilang sebagai kamera analog pertama yang rilis pada tahun 1981. Hingga pada tahun 1986 hadir Canon RC-701 yang berhasil mempublikasikan acara-acara penting, seperti Olimpiade 1984.
Kepopuleran kamera analog terus berkurang karena perkembangan teknologi yang semakin pesat. Namun, kamera analog sempat menjadi idola para fotografer jadul, sebelum digeser posisinya oleh kamera digital ketika memasuki era milenium kedua.
Kamera Digital
Pada tahun 1989, Steve Sasson dan Robert Hills membuat sebuah kamera refleks single-lens digital modern pertama. Kamera tersebut dilengkapi sensor 1.2 Mp dan mengkompresi gambar ke dalam kartu memori. Hingga pada awal tahun 1990-an peralihan kamera analog ke kamera digital pun terus berkembang.
Namun kamera digital masih belum begitu populer karena harganya yang mahal. Waktu itu harga kamera 1 Mp adalah sekitar $ 50.000. Tetapi harga ini terus turun seiring berjalannya waktu.
Kamera digital sebenarnya dipopulerkan oleh para jurnalis. Meski bermutu buruk, namun kamera digital mampu menghasilkan gambar secara cepat dibandingkan kamera analog.
Kamera Mirrorless
Perkembangan teknologi kamera tak berhenti sampai di kamera digital saja. Kamera mirrorless pertama, Epson R-D1, lahir pada tahun 2004. Teknologi kamera mirrorless banyak diminati masyarakat karena kemampuannya sama dengan DSLR, namun dengan bentuk yang lebih kecil dan ringan. Hal ini karena kamera mirrorless tidak memiliki kaca atau pentaprisma.
Hingga kini kamera mirrorless semakin populer di masyarakat. Beragam merek terus bersaing menciptakan kamera mirrorless dengan fitur yang menarik dan harga yang ramah di kantong.
Jadikan Bahan Diskusi
Pengetahuan soal sejarah kamera ini jangan berhenti di kamu saja. Sebarkan pengetahuan ini dalam diskusi kecil bersama komunitas fotografi tempat kamu bergabung. Tidak melulu soal teknis saja yang sering dibahas. Tetapi wawasan soal sejarah kamera juga tak kalah penting bagi para pencinta fotografi.